Dampak Debu
Dampak Debu untuk Kesehatan
2.TUJUAN PERTEMUAN HARI INI AGAR KARYAWAN MAMPU:
- Mengenali sumber – sumber debu dan efeknya terhadap kesehatan terutama pernafasan.
- Mengenali faktor – faktor pemaparan dan karakteristik debu di tempat kerja.
- Mampu melakukan pengendalian terhadap bahaya debu untuk kesehatan yang lebih baik.
3.1.Sumber – sumber penghasil debu.
- Dari bahan organik maupun anorganik, misalnya batu, kayu, logam, arang dan sebagainya
- Dari kegiatan crusing, debu jalanan, stock pile, gerinda, amplas, gergaji, dan sebagainya.
- Tipe debu
- Metalik : Bersifat logam, contoh : Pb, As, Mn
- Non metalik : Tergantung ada tidaknya kandungan silica.
- Lama pemaparan, tergantung dari :
- Jenis debu
- Lama seseorang bekerja di tempat kerja
- Ukuran partikel
- Debu ukuran besar : > 10 mikron, tidak menimbulkan penyakit karena tidak mudah mengendap di paru-paru karena pengaruh gravitasi.
- Debu ukuran kecil : < 5 mikron, menimbulkan penyakit dan mengganggu kesehatan karena bersifat respirable (bisa masuk ke dalam paru dan menimbulkan penyakit).
- Konsentrasi debu.
Yaitu nilai NAB dari tiap masing-masing debu (setiap debu mempunyai NAB yang berbeda-beda).
- Debu-debu berukuran 5-10 mikron : ditahan saluran nafas bagian atas (gangguan paryngitis = radang tenggorokan)
- Debu-debu berukuran 3-5 mikron : ditahan saluran nafas bagian tengah (asma bronchitis)
- Debu-debu berukuran 1-3 mikron : akan mengendap di permukaan alveoli paru-paru (pneumokoniosis)
- Debu-debu berukuran 0,1-1 mikron : tidak mudah mengendap jadi hanya hinggap di permukaan alveoli.
- Debu-debu berukuran < 0,1 mikron : tidak hinggap di permukaan alveoli atau selaput lendir, oleh karena gerakan Brown, yang menyebabkan debu bisa keluar masuk alveoli. ( rongga paru – paru )
Debu-debu yang ikut masuk bersama udara pernafasan yang sampai di alveoli akan mengalami beberapa kemungkinan yaitu :
- Menyusup di permukaan alveoli dan setelah berada dekat batas bronchioli tertangkap oleh cilia, yang lalu dikembalikan kejalan pernafasan tengah dan atas, lalu keluar. Kalau bahan-bahan kimia penyusun debu mudah larut dalam air, maka bahan-bahan itu akan larut dan langsung masuk pembuluh-pembuluh darah kapiler alveoli. Apabila bahan-bahan tersebut tidak mudah larut, tetapi ukurannya kecil, maka partikel-partikel itu dapat memasuki dinding alveoli, lalu kesaluran limfa atau ke ruang peribronchial.
- Debu tersebut ditelan oleh phagocyt, yang biasanya histiocyt atau inti atau sel-sel mesenchym yang tidak berdifferensiasi. Sel-sel phagocyt ini mungkin masuk ke dalam saluran limfa, atau melalui dinding alveoli ke ruang peribronchial, atau ke luar dari tempat itu ke bronchioli lalu oleh rambut-rambut getar dikembalikan ke atas.
3.5 DIAGNOSA
Debu yang masuk paru dan mengendap pada alveoli dapat menyebabkan penyakit paru yaitu pneumoconiosis. Adapun diagnosa pneumokoniosis, yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
- Riwayat pekerjaan
Pekerjaan yang pernah dilakukan pekerja tersebut (pekerja tambang batubara). - Gejala klinis
Derajat banyaknya debu tertimbun di dalam paru.
Gejalanya antara lain batuk kering, sesak nafas, kelelahan, susut berat badan, banyak dahak, dll. - Pemeriksaan di tempat kerja
Dilakukan dengan alat pemeriksa debu. - Sukar dilakukan
Bahwa diagnosa ini sulit dilakukan karena gejalanya sama seperti penyakit pada umumnya jadi diperlukan pemeriksaan lanjut.
3.6 Bagaimana mengendalikannya:
- Sebaiknya hindari berada pada sumber debu.
- Lakukan penyiraman
- Gunakan masker pernafasan
- Jika memungkinkan pekerjaan dilakukan tanpa debu.
(Berbagilah informasi ini untuk kesehatan kita semua, Ucapkan HaloK3)

Belum ada Komentar untuk "Dampak Debu"
Posting Komentar